Cara Kerja Teknologi Hidrogen pada Mobil, Apa Kelemahannya? Indonesia Berani Produksi ?

Teknologi hidrogen adalah teknologi yang memanfaatkan hidrogen sebagai bahan bakar untuk menghasilkan energi. Hidrogen adalah salah satu bahan bakar alternatif yang bersih dan ramah lingkungan karena hanya menghasilkan air sebagai produk sampingan dari reaksi kimia yang terjadi.

Teknologi hidrogen terdiri dari beberapa aspek, seperti produksi, penyimpanan, distribusi, dan konversi hidrogen menjadi energi listrik atau mekanik. Produksi hidrogen dapat dilakukan dengan beberapa metode, seperti elektrolisis air, reformasi gas alam atau metana, dan gasifikasi biomassa.

 

Penyimpanan hidrogen juga merupakan aspek penting dalam teknologi hidrogen karena hidrogen memiliki kepadatan energi yang rendah sehingga membutuhkan ruang penyimpanan yang besar. Salah satu cara untuk menyimpan hidrogen adalah dalam bentuk gas terkompresi (compressed gas) atau cairan (liquid hydrogen).

 

Dalam konversi hidrogen menjadi energi listrik atau mekanik, terdapat beberapa teknologi yang dapat digunakan, seperti sel bahan bakar (fuel cell), turbin gas hidrogen, dan mesin pembakaran internal hidrogen. Kelebihan dari teknologi hidrogen adalah sumber energinya yang bersih dan dapat diperbarui serta tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca. Namun, teknologi hidrogen juga memiliki beberapa tantangan, seperti biaya produksi hidrogen yang masih tinggi dan infrastruktur distribusi yang belum sepenuhnya dikembangkan.

 

Metode Produksi Hidrogen

Hidrogen dapat diproduksi dengan beberapa cara, di antaranya adalah:

1. Elektrolisis air

Prosedur ini melibatkan penggunaan listrik untuk memecah molekul air (H2O) menjadi hidrogen dan oksigen. Elektrolisis air membutuhkan sumber daya listrik yang kuat dan biasanya menggunakan listrik yang dihasilkan dari sumber energi terbarukan seperti tenaga angin atau matahari.

 

Berikut adalah langkah-langkah untuk memproduksi hidrogen dengan metode elektrolisis:

  1. Siapkan perangkat elektrolisis yang terdiri dari dua elektroda, yaitu anoda dan katoda. Keduanya terbuat dari bahan konduktif seperti plat logam, biasanya terbuat dari stainless steel atau platina.
  2. Isi wadah elektrolisis dengan air dan tambahkan elektrolit seperti natrium hidroksida (NaOH) atau kalium hidroksida (KOH) ke dalam air. Elektrolit membantu menghantarkan arus listrik melalui air.
  3. Hubungkan kedua elektroda ke sumber listrik DC, dengan anoda terhubung ke kutub positif dan katoda terhubung ke kutub negatif. Saat arus listrik mengalir melalui air melalui elektroda, air terpecah menjadi hidrogen dan oksigen.
  4. Gas hidrogen akan muncul di elektroda negatif (katoda), sedangkan oksigen muncul di elektroda positif (anoda).
  5. Gunakan metode pengumpulan gas untuk mengumpulkan hidrogen yang dihasilkan. Biasanya, hidrogen yang dihasilkan disimpan dalam tabung khusus yang dapat menampung gas hidrogen dalam bentuk cairan atau terkompresi.
Baca juga:  Kawasaki Ninja Matic J300 VS Honda Forza & Yamaha Xmax, Mana Lebih Tangguh ?

Langkah-langkah ini hanya memberikan gambaran umum tentang cara memproduksi hidrogen dengan elektrolisis air. Proses elektrolisis dapat bervariasi tergantung pada perangkat elektrolisis yang digunakan, jenis elektrolit yang digunakan, dan sumber listrik yang tersedia.

2. Reformasi gas alam atau metana

Metode ini melibatkan penggunaan gas alam atau metana dan uap air untuk menghasilkan hidrogen dan karbon monoksida (CO) atau karbon dioksida (CO2). Proses reformasi gas alam memerlukan temperatur dan tekanan yang tinggi dan biasanya dilakukan di pabrik pengolahan gas alam.

 

3. Gasifikasi biomassa

Metode ini melibatkan pembakaran biomassa seperti kayu atau serbuk gergaji untuk menghasilkan gas, yang kemudian diolah menjadi hidrogen. Gasifikasi biomassa memerlukan teknologi khusus dan biasanya dilakukan di pabrik biomassa.

 

4. Proses elektrokimia

Metode ini melibatkan penggunaan reaksi kimia untuk menghasilkan hidrogen. Salah satu contoh proses elektrokimia adalah proses steam-iron, yang melibatkan reaksi antara uap air dan besi yang menghasilkan hidrogen dan oksigen.

Setelah hidrogen diproduksi, hidrogen tersebut kemudian dapat disimpan dalam bentuk gas terkompresi atau cairan. Hidrogen kemudian dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti sebagai bahan bakar untuk kendaraan bertenaga sel bahan bakar atau untuk pembangkit listrik.

 

Mengapa teknologi hidrogen digunakan sebagai bahan bakar mobil?

Teknologi hidrogen digunakan sebagai bahan bakar mobil karena memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan bahan bakar konvensional seperti bensin atau diesel, antara lain:
  1. Ramah lingkungan: Hidrogen adalah bahan bakar bersih yang hanya menghasilkan uap air saat digunakan. Ini berarti mobil hidrogen tidak mengeluarkan emisi gas rumah kaca atau polutan lainnya, sehingga dapat membantu mengurangi polusi udara dan kerusakan lingkungan.
  2. Efisiensi: Mobil hidrogen biasanya lebih efisien daripada kendaraan bertenaga mesin pembakaran dalam seperti kendaraan bensin atau diesel. Hal ini karena mesin pembakaran dalam membuang sebagian besar energi dalam bentuk panas, sedangkan sel bahan bakar hidrogen mengubah energi hidrogen secara langsung menjadi listrik yang digunakan untuk menggerakkan kendaraan.
  3. Kinerja: Mobil hidrogen dapat menghasilkan tenaga yang tinggi dan responsif. Sel bahan bakar hidrogen dapat menghasilkan daya yang lebih besar daripada baterai, sehingga mobil hidrogen memiliki kinerja yang lebih baik daripada kendaraan listrik yang menggunakan baterai.
  4. Jarak tempuh yang lebih jauh: Kendaraan bertenaga hidrogen dapat menempuh jarak yang lebih jauh daripada kendaraan listrik yang menggunakan baterai. Ini karena sel bahan bakar hidrogen memiliki kepadatan energi yang lebih tinggi daripada baterai. Dalam istilah sederhana, ini berarti bahwa kendaraan hidrogen dapat menyimpan lebih banyak energi dalam satu unit volume atau berat daripada baterai.
  5. Pengisian cepat: Mengisi bahan bakar hidrogen ke dalam mobil biasanya membutuhkan waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan mengisi baterai mobil listrik. Ini karena baterai membutuhkan waktu untuk diisi, sedangkan tangki hidrogen dapat diisi dengan cepat, seperti saat mengisi bensin.
Baca juga:  Cara Kerja Nikuba Menjadi Penghemat BBM, Kekurangan dan Kelebihannya Harus Tau

Namun, teknologi hidrogen sebagai bahan bakar mobil juga memiliki beberapa kelemahan, seperti harga kendaraan hidrogen yang relatif mahal dan kurangnya infrastruktur pengisian hidrogen yang cukup.

 

Kelemahan Energi Hidrogen

Energi hidrogen juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:

  1. Biaya produksi yang tinggi: Produksi hidrogen dalam jumlah besar membutuhkan biaya yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh proses pemisahan hidrogen dari sumbernya, seperti air atau bahan bakar fosil, yang memerlukan energi yang cukup besar untuk dilakukan. Seiring dengan itu, infrastruktur untuk mendukung produksi, penyimpanan, dan distribusi hidrogen juga memerlukan investasi yang besar.
  2. Infrastruktur terbatas: Infrastruktur untuk mendukung penggunaan energi hidrogen saat ini masih terbatas dan belum sepenuhnya dikembangkan di banyak negara. Ini termasuk jaringan pengisian hidrogen dan fasilitas produksi hidrogen yang memadai. Keterbatasan infrastruktur ini membatasi penggunaan energi hidrogen pada saat ini.
  3. Kemanan: Hidrogen mudah terbakar dan sangat mudah terbakar bahkan dalam keadaan rendah. Ini memerlukan perawatan khusus dan tindakan keamanan yang lebih ketat untuk mencegah kecelakaan dan insiden kebakaran saat menggunakannya sebagai sumber energi.
  4. Sumber daya terbatas: Meskipun hidrogen adalah unsur paling melimpah di alam semesta, namun kebanyakan hidrogen di bumi terikat dengan unsur lain seperti oksigen dan karbon. Oleh karena itu, sumber daya hidrogen yang murni dan dapat diambil dengan mudah sangat terbatas dan membutuhkan teknologi khusus untuk memperoleh hidrogen murni.
  5. Perubahan kebijakan: Perubahan kebijakan pemerintah dan peraturan hukum bisa berdampak buruk pada pengembangan teknologi energi hidrogen. Perubahan kebijakan atau regulasi yang tidak terduga bisa mempengaruhi pasar dan investasi pada teknologi hidrogen. Oleh karena itu, kebijakan yang konsisten dan jelas diperlukan untuk mendukung pengembangan teknologi energi hidrogen secara berkelanjutan.
Baca juga:  Sejarah Sepeda Motor Listrik. Harga, Komponen dan Jenis Baterai Bagaimana?

 

Cara Kerja Teknologi Hidrogen pada Mobil

Teknologi hidrogen pada mobil melibatkan penggunaan sel bahan bakar hidrogen untuk menghasilkan listrik yang digunakan untuk menggerakkan kendaraan. Sel bahan bakar hidrogen adalah perangkat yang menghasilkan listrik dari reaksi antara hidrogen dan oksigen. Reaksi ini menghasilkan air sebagai produk sampingan dan tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca atau polutan lainnya.

Dalam kendaraan bertenaga hidrogen, tangki hidrogen yang berisi gas hidrogen dicampur dengan oksigen dari udara yang masuk ke dalam sel bahan bakar. Reaksi kimia antara hidrogen dan oksigen menghasilkan listrik, yang kemudian digunakan untuk menggerakkan motor listrik pada mobil. Ketika kendaraan bergerak, air adalah satu-satunya produk sampingan dari reaksi kimia ini, yang dikeluarkan melalui knalpot dalam bentuk uap air.

Meskipun teknologi mobil hidrogen masih dalam tahap pengembangan dan pengujian, keuntungan utama mobil hidrogen adalah bahwa mereka menghasilkan emisi yang bersih dan tidak menghasilkan polutan yang merugikan lingkungan. Selain itu, mobil hidrogen juga memiliki jarak tempuh yang lebih jauh daripada kendaraan listrik yang menggunakan baterai, serta waktu pengisian yang lebih cepat. Namun, kendala utama dalam pengembangan teknologi mobil hidrogen adalah biaya produksi yang tinggi dan infrastruktur pengisian hidrogen yang terbatas.

 

Apakah mobil bertenaga hidrogen cocok digunakan di indonesia?

Penggunaan mobil bertenaga hidrogen di Indonesia masih terbatas karena infrastruktur pengisian hidrogen yang masih sangat terbatas. Saat ini, belum ada fasilitas pengisian hidrogen publik yang tersedia di Indonesia. Oleh karena itu, meskipun teknologi mobil bertenaga hidrogen memiliki keuntungan seperti emisi yang bersih dan jarak tempuh yang lebih jauh, namun untuk saat ini penggunaannya masih tidak cocok di Indonesia.

Selain itu, biaya produksi dan pembelian mobil hidrogen juga masih sangat tinggi. Hal ini membuat mobil bertenaga hidrogen kurang terjangkau bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Kendala lainnya adalah kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang teknologi hidrogen, yang dapat mempengaruhi penerimaan dan adopsi teknologi ini.

Namun, Indonesia memiliki potensi besar dalam produksi hidrogen karena memiliki sumber daya energi terbarukan seperti panas bumi dan biomassa yang dapat digunakan untuk memproduksi hidrogen. Oleh karena itu, pengembangan teknologi hidrogen di Indonesia masih dapat dilakukan dalam jangka panjang dengan memperhatikan kebutuhan dan kondisi lokal serta memperkuat infrastruktur pengisian hidrogen untuk mendukung penggunaan mobil bertenaga hidrogen di masa depan.